IBU

Memilikimu sampai sembilan tahun usiaku tapi kenangan tentangmu kumiliki dan menemani seumur hidupku. Terimakasih ibu.

Mencintai bapak sepenuh hati, selalu ada menemani kami anak-anakmu dan sekaligus bekerja tulus mengabdi kepada negerimu sangat menginspirasi. Continue reading “IBU”

Bayangan

Kau tau,

Ada hal-hal yang paling membahagiakan dalam hidupku yang tidak bisa kubagi dengan orang lain kecuali denganmu..

Ada hal-hal yang paling membebani pikiran yang menjadi begitu ringan setelah kuceritakan kepadamu..

Ada harapan-harapan yang sangat bebas aku bicarakan denganmu tapi kusimpan rapat dari orang lain..dan aku tidak mengijinkan mereka untuk tau.

Entah siapa yang menjadi bayang-bayang siapa?
Aku cuma tau,
Jika bayanganku hilang,
Maka tak akan adalagi aku.

Beginilah cara berbukaku..kalo kamu?

Menu berbuka puasa kami biasanya ada dua sesi.

Sesi perdana setelah mendengar suara adzan maghrib, wajib minum air putih ples kurma.
Lalu wudhu,sholat maghrib.
FYI kurma juga bukan buah tiban waktu Ramadhan saja loh..sehari-hari kami memang sudah punya stock 🙂
Lalu dilanjutkan kalo ada es setup pisang,dan es yang lainnya dan kalo ada juga gorengan.
Kalo ada. Wehehe..
Memang,menu-menu yang dibelakang setelah sholat maghrib tadi optional. Ga ada pun kami ga nyariin. Hihi..

Sesi kedua itu, makan besar. Yang jamnya tidak tentu. Biasanya selepas isya’ atau tergantung rekues anggota keluarga aja. Kalo sudah agak laper,baru deh dimasakin.

Menunya juga sama seperti bulan-bulan yang lain. Tidak ada yang istimewa.
Makanan biasa yang praktis, sehat dan fresh.

Rule masakan keluarga kami adalah
“lapar = masak” hihi..
Itulah mungkin sebabnya kenapa makanan yang terhidang di meja makan selalu habis. Karena ada unsur laper pas nunggu dimasakin tadi kali ya? Hihi..
Alhamdulillah..

Jadi, beginilah menu berbukaku.
Bagaimana denganmu?

Kepak kupu [dua]

Tidak pernah mengira jika level dan derajat kedalaman hubungan kami sedemikian tinggi.

Rupanya kami telah berproses dari hari ke hari, selama beberapa tahun ini tanpa menyadari.

Kegembiraan bertemu, suka cita dalam setiap sapaan, pun kesakitan-kesakitan dalam menggenggam harapan, telah dalam-menggoreskan jejak pada jalan yang telah kami lalui.

Continue reading “Kepak kupu [dua]”