IBU

Memilikimu sampai sembilan tahun usiaku tapi kenangan tentangmu kumiliki dan menemani seumur hidupku. Terimakasih ibu.

Mencintai bapak sepenuh hati, selalu ada menemani kami anak-anakmu dan sekaligus bekerja tulus mengabdi kepada negerimu sangat menginspirasi.

Perjuanganmu melawan penyakit itu mengajarkan aku tentang kesabaran, ketabahan dan apa itu pantang menyerah.

Bau tubuh yang khas, pinggang ramping dan suara hak tinggi dari sepatumu itu tergambar jelas di ingatanku, ibu.

Bahkan suara tawamu.

Minggu. Sepenuhnya hari untuk kami. Dengan senang hati ibu menggandeng tanganku berkeliling pasar.
Mengamati beliau menyapa orang-orang yang dengan senyum khasnya, mendengarkan percakapan-percakapan kecil yang terjadi disana dan bagaimana cara beliau menawar barang yang setiap akhir transaksi selalu mendapat seruan dari penjualnya,”besok mampir lagi ya!” itu sangat menyenangkan.

Kadang juga, aku merasa dunia berhenti ketika beliau melihatku dalam diam dengan tatapan tajam. Hehe..maafkan aku ibu. Gadis kecilmu ini memang nakal.

Kelak, aku ingin anak-anakku mengingatku seperti aku mengingatmu, ibu.
Aku ingin mereka sebangga aku padamu.
Aku ingin sepanjang hidup mereka, meski aku tiada, mereka akan mengingat-ingat apa yang aku ajarkan seperti aku yang selalu menerapkan ajaran-ajaranmu.

Tidak pernah bisa banyak menuliskan tentangmu, ibu..
Dalam basah airmataku, kupanjatkan segala doa untukmu..

Sampai ketemu..^^

#draft 12 Desember 2010

6 Comments

  1. dinneno says:

    semua wanita adalah makhluk hebat, karena dari wanita lah muncul orang-orang hebat.

  2. fargothen says:

    andai itu pernah ada buat ku..

  3. arul chandrana says:

    kok lama gak posting lagi, kawan?

  4. sallamkenal….

    tukar linknya donk kak…
    😀

Leave a reply to Nuzulul Cancel reply